"Hallo mas Luqman", sapaku saat dia bangun tidur pagi.
Saat dia mencariku di dapur atau sekedar memanggilku, "Bunda".. ku jawab dengan riang "Haii.."
Bagaimana komunikasi Bunda kepada ananda?
Komunikasi memegang peranan sangat penting bagi sukses atau tidaknya kita dalam mendidik anak. Adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah agar kita bisa terus dekat dengan anak, mengingat usia kita yang berbeda cukup jauh, juga bisa jadi ada perbedaan karakter yang menonjol antara Ayah Bunda dengan anak-anak.
Nah, agar hubungan kita dengan anak selalu harmonis, ada beberapa tips yang bisa diterapkan dalam berkomunikasi dengan mereka. Apa saja?
👉 Hadir Utuh dengan Perhatian Penuh
Pernahkah Ayah Bunda mengeluh, kenapa sepertinya anak-anak susah sekali mendengarkan kita? Semakin kita larang, semakin sengaja mereka melakukannya. Kitapun kesal dan menganggap bahwa mereka anak yang susah diatur.
Tapi, pernahkah Ayah Bunda berpikir bahwa jangan-jangan awal kesalahan ada di kita sebagai orang tua.
Sudahkah selama ini kita hadir dan memberikan perhatian penuh ke mereka?
Bagaimana cara kita berbicara dengan mereka?
Sudahkah kita bicara baik-baik? Ataukah kita bicara dengan setengah hati. Sembari memasak, sembari membereskan rumah atau malah asyik menatap layar gadget?
Jadi, Ayah
Bunda mulai sekarang yuk kita sediakan waktu dan tenaga lebih banyak untuk
memberi perhatian dan menjalin komunikasi denagn mereka. Bagaimana kita bisa
hadir bukan hanya fisik, tapi juga hati. Sehingga kita akan siap mendengarkan
apa yang mereka inginkan, apa yang mereka tidak disukai.
Kita adalah orang tua mereka, sehingga seharusnya kitalah yang paling mengenal mereka, bukan?
Sumber gambar : https://ourlittlenotes.wordpress.com/2015/01/17/komunikasi-efektif-dalam-pengasuhan-anak/ |
Adalah Rasulullah SAW yang bisa kita jadikan sebaik-baiknya teladan bagaimana caranya berkomunikasi dengan anak. Bagaimana beliau merendahkan suara dan berbicara dengan lembut ke anak-anak. Selain itu, usahakan agar posisi badan kita sejajar dengan mereka. Entah dengan berjongkok atau mengajak mereka duduk bersama-sama. Hal ini akan membuat anak merasa nyaman berbicara dengan Ayah Bunda.
👉 Menerima dan Menamai Perasaan Anak
Anak-anak masih perlu bimbingan untuk mengenali perasaannya. Adakalanya, emosi yang mereka rasakan ditunjukkan dengan cara yang tidak semestinya, misalanya menangis, ngambek, atau bahkan temper tantrum.
Sebagai orang tua, kita bisa membantunya dengan menerima dulu perasaan anak dan kemudian bantu Ia untuk menamainya. Misal saat menangis karena ditinggal Ayah ke kantor, kita bisa katakan "Oh, Kakak menangis karena ditinggal Ayah? Kakak sedih ya?
Atau saat Ia
menangis karena mainannya direbut adek. " Kakak nggak suka ya mainannya
direbut adek? Kakak marah?". Dengan menamai perasaan, anak-anak akan lebih
mudah mengenali emosinya dan mengungkapkannya dengan kata-kata, bukan sekedar
menangis, rewel, atau ngambek tidak jelas.
👉 Pahami Bahwa Setiap Anak Unik
Pasti Ayah Bunda sudah paham ya, bahwa setiap anak dilahirkan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan, perbedaan ini sudah ada dari dalam kandungan Bunda. Ada anak yang cenderung aktif, ada pula yang cenderung pasif, dll.
Nah, tugas kita sebagi orang tua adalah menerima dan menghargai mereka dengan segala keunikannya.
Hal penting lainnya yang bisa kita lakukan adalah melatih dan membiasakan mereka untuk menyatakan pendapatnya. Jika anak berani menyatakan pendapatnya, maka mereka akan lebih mudah juga mengatakan apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka senangi dan tidak.
Saat kita sudah paham keunikan mereka, maka akan jauh lebih mudah menyesuaikan diri kita dengan mereka. Bagaimana berkomunikasi, juga bagaimana mengembangkan potensi mereka.
Yang jelas Ayah Bunda, anak membutuhkan untuk diperlakukan secara unik, sesuai dengan kekhasan diri dan jiwanya. Bagaimana kita berkomunikasi dan memperlakukan merekalah yang membuat anak mengenali, menghargai dirinya dan kemudian membantu mereka mengenali Rabbnya.
Semoga bermanfaat..
Salam Bunda super
Info ini saya ambil dari learningkit_elhana