Selasa, 14 Maret 2017

Komunikasi Orang Tua dengan Anak

💗 Tips Berkomunikasi Dengan Anak 💗



"Hallo mas Luqman", sapaku saat dia bangun tidur pagi.
Saat dia mencariku di dapur atau sekedar memanggilku, "Bunda".. ku jawab dengan riang "Haii.."

Bagaimana komunikasi Bunda kepada ananda?

Komunikasi memegang peranan sangat penting bagi sukses atau tidaknya kita dalam mendidik anak. Adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah agar kita bisa terus dekat dengan anak, mengingat usia kita yang berbeda cukup jauh, juga bisa jadi ada perbedaan karakter yang menonjol antara Ayah Bunda dengan anak-anak.

Nah, agar hubungan kita dengan anak selalu harmonis, ada beberapa tips yang bisa diterapkan dalam berkomunikasi dengan mereka. Apa saja?

👉 Hadir Utuh dengan Perhatian Penuh

Pernahkah Ayah Bunda mengeluh, kenapa sepertinya anak-anak susah sekali mendengarkan kita? Semakin kita larang, semakin sengaja mereka melakukannya. Kitapun kesal dan menganggap bahwa mereka anak yang susah diatur.
Tapi, pernahkah Ayah Bunda berpikir bahwa jangan-jangan awal kesalahan ada di kita sebagai orang tua.

Sudahkah selama ini kita hadir dan memberikan perhatian penuh ke mereka?

Bagaimana cara kita berbicara dengan mereka?

Sudahkah kita bicara baik-baik? Ataukah kita bicara dengan setengah hati. Sembari memasak, sembari membereskan rumah atau malah asyik menatap layar gadget?

Jadi, Ayah Bunda mulai sekarang yuk kita sediakan waktu dan tenaga lebih banyak untuk memberi perhatian dan menjalin komunikasi denagn mereka. Bagaimana kita bisa hadir bukan hanya fisik, tapi juga hati. Sehingga kita akan siap mendengarkan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka tidak disukai. 

Kita adalah orang tua mereka, sehingga seharusnya kitalah yang paling mengenal mereka, bukan?
Sumber gambar : https://ourlittlenotes.wordpress.com/2015/01/17/komunikasi-efektif-dalam-pengasuhan-anak/
👉 Bicara dengan Tenang dan Gunakan Bahasa Tubuh yang Baik

Adalah Rasulullah SAW yang bisa kita jadikan sebaik-baiknya teladan bagaimana caranya berkomunikasi dengan anak. Bagaimana beliau merendahkan suara dan berbicara dengan lembut ke anak-anak. Selain itu, usahakan agar posisi badan kita sejajar dengan mereka. Entah dengan berjongkok atau mengajak mereka duduk bersama-sama. Hal ini akan membuat anak merasa nyaman berbicara dengan Ayah Bunda.

👉 Menerima dan Menamai Perasaan Anak

Anak-anak masih perlu bimbingan untuk mengenali perasaannya. Adakalanya, emosi yang mereka rasakan ditunjukkan dengan cara yang tidak semestinya, misalanya menangis, ngambek, atau bahkan temper tantrum.

Sebagai orang tua, kita bisa membantunya dengan menerima dulu perasaan anak dan kemudian bantu Ia untuk menamainya. Misal saat menangis karena ditinggal Ayah ke kantor, kita bisa katakan "Oh, Kakak menangis karena ditinggal Ayah? Kakak sedih ya?

Atau saat Ia menangis karena mainannya direbut adek. " Kakak nggak suka ya mainannya direbut adek? Kakak marah?". Dengan menamai perasaan, anak-anak akan lebih mudah mengenali emosinya dan mengungkapkannya dengan kata-kata, bukan sekedar menangis, rewel, atau ngambek tidak jelas.

👉 Pahami Bahwa Setiap Anak Unik

Pasti Ayah Bunda sudah paham ya, bahwa setiap anak dilahirkan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan, perbedaan ini sudah ada dari dalam kandungan Bunda. Ada anak yang cenderung aktif, ada pula yang cenderung pasif, dll.

Nah, tugas kita sebagi orang tua adalah menerima dan menghargai mereka dengan segala keunikannya. 

Hal penting lainnya yang bisa kita lakukan adalah melatih dan membiasakan mereka untuk menyatakan pendapatnya. Jika anak berani menyatakan pendapatnya, maka mereka akan lebih mudah juga mengatakan apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka senangi dan tidak.

Saat kita sudah paham keunikan mereka, maka akan jauh lebih mudah menyesuaikan diri kita dengan mereka. Bagaimana berkomunikasi, juga bagaimana mengembangkan potensi mereka.

Yang jelas Ayah Bunda, anak membutuhkan untuk diperlakukan secara unik, sesuai dengan kekhasan diri dan jiwanya. Bagaimana kita berkomunikasi dan memperlakukan merekalah yang membuat anak mengenali, menghargai dirinya dan kemudian membantu mereka mengenali Rabbnya.



Semoga bermanfaat.. 

Salam Bunda super

Info ini saya ambil dari learningkit_elhana



Minggu, 19 Februari 2017

Trik Agar Bunda Tidak Marah

Tiap anak diciptakan oleh Allah SWT dengan karakter dan pembawaan yang berbeda-beda. Seperti halnya kedua anakku. Walaupun sama-sama laki-laki tapi memiliki sifat yang berbeda. Bunda disini tidak bermaksud membandingkan mas dengan adik. Tapi Bunda mencoba untuk menyelami diri kalian sebagai insan yang unique.

Mas Luqman (anak pertama) dengan pembawaan yang kalem, wajah bersahabat, menyenangkan, dan lebih mandiri.. tidak memerlukan energi ekstra dalam soal pengasuhan. Tanpa nada tinggi, tanpa pengulangan perintah, dan cukup dengan face to face dia mengerti apa yang sedang kami bahas.
 
Sedangkan adik Aushaf, usianya yang lebih muda. Sejak sudah bisa jalan, kelakuan yang diperlihatkan menggemaskan orang sekitarnya. Bagaimana tidak? Baru bisa jongkok, dia sudah ikut-ikutan kakaknya yang kala itu sedang uji coba 'toilet training' bersama Bunda. Bagaimana saya tidak menjerit dan respon kilat yaitu dengan mengucapkan kata "Jangan" dengan menarik lengan imutnya. Saat saya masak pagi, begitu Aushaf bangun tidur dengan alarm tangisannya dia berjalan ke arah dapur dan memeluk kaki saya. Sejenak saya rasakan "how needed i am for you, child".. Heeeem, tangan usilnya tiba-tiba .. ceklek. "Oh tidak", lagi-lagi saya melengkingan teriakan. Aushaf mainan tombol on/off kompor. Apabila adik diingatkan, respon yang ada malah dicuekin. Saya mencoba terapkan metode si kakak. Gak mempan. Akhirnya saya menemukan tindakan yang pas dengan karakter adik, yaitu lisan dan action. Tidak sekedar dengan kata "Jangan" tapi juga tangannya saya jauhkan dari tombol kompor.
by Kara Carrero
Source: https://id.pinterest.com/pin/393642823662851960/
Saya tahu tindakan saya kepada Aushaf memang berlebihan. Tidak seharusnya demikian terhadap anak yang masih dikategorikan bayi. Saya membenahi diri dengan membaca artikel-artikel mengenai "bentakan orang tua, perilaku kasar terhadap anak" dan saya menemukan artikel yang pas, yang mampu menjawab permasalahan serta menghindarkan diri dari amarah yang disebabkan oleh anak yaitu Menjadi Orang Tua Tegas, Tidak Harus dengan Membentak. Ini 9 Solusi Agar Tidak Membentak Anak



Sumber: http://sayangianak.com/wp-content/uploads/2015/09/berteriakpadaanak.png

Berikut penjelasannya >>

Ada saat-saat pengasuhan dimana kita merasa marah karena tingkah laku atau kejadian yang diakibatkan oleh anak-anak. Bisa jadi, saat itu adalah detik-detik terakhir kita seharusnya berangkat atau detik-detik kita merasakan lelah yang tidak tertahankan. Ketika amarah kita memuncak, terkadang kita menjadi tidak sadar telah meninggikan suara dan akhirnya membentak anak kita.

Padahal sebenarnya, Jika memang ingin menjadi orang tua tegas, tidak harus dengan marah-marah dan membentak. Tegas bisa dilakukan dengan mengingatkan tanpa harus marah. Tetap menahan diri untuk tetap tenang itu mudah, asal kita mau memulainya.

Bagaimanakah caranya?
1. UBAH CARA PANDANG ANDA DAN COBALAH UNTUK MELIHAT SIAPA DIA SEUTUHNYA
Jika anak Anda masih kecil, cobalah untuk melihat siapa dia seutuhnya. Ia adalah manusia kecil yang sedang melatih  kemampuannya untuk bergerak dan mengeksplorasi dengan rasa ingin tahu yang besar akan dunia menarik di sekitarnya. Ingat bahwa manusia kecil ini belum memahami bahwa tindakannya bisa mempengaruhi orang lain. Ia juga belum mampu mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri sehingga akan bertindak seperti apa yang dia inginkan. Dia juga belum memahami konsep waktu, jadi belum mengenal arti kata sabar.
Jika Anda memiliki anak yang beranjak remaja, cobalah untuk melihat mengapa mereka dapat berperilaku seperti itu. Mungkin mereka telah belajar bahwa melakukan hal yang menyebalkan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan? Pastikan anak Anda mendapatkan perhatian untuk semua perilaku positif yang ia tunjukan.
2. MENJAUH SEBENTAR DARI MASALAH, SITUASI AKAN  JAUH LEBIH BAIK KARENA MASALAH DAPAT DIATASI TANPA TERIAKAN ANDA
Cobalah bekerja sama dengan pasangan untuk mengambil alih posisi Anda. Saat itu, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk keluar ruangan selama beberapa menit. Dengan melakukan hal itu, situasi akan  jauh lebih baik karena masalah dapat diatasi tanpa teriakan Anda. Lakukan hal yang sama ketika pasangan Anda membutuhkannya.
3. JANGAN TAKUT MENGATAKAN APA YANG ANDA RASAKAN. BERITAHU MEREKA BAHWA ANDA MARAH
Jangan takut mengatakan apa yang Anda rasakan, seperti “Ibu benar-benar marah sekarang, Nak.” Kadang-kadang, hal ini dapat menghentikan perilaku yang tidak Anda sukai. Pad
Pernahkan anda melihat orang tua yang Membentak anaknya di depan umum? Bagaimanakah pemandangan itu menurut Anda? Bagaimana jika Anda adalah orang tua yang Membentak anak Anda di depan banyak orang? Bagaimana perasaan Anda? Ya, pasti jawabannya: Saya sangat malu. Maka dari itu, cobalah untuk tidak melakukannya dengan mengingat hal itu. Karena sebenarnya bukan hanya Anda yang malu, melainkan anak-anak Anda juga.
4. MENENTUKAN BATAS WAKTU KEMARAHAN, TRIK INI BANYAK YANG BERHASIL DITERAPKAN ORANG TUA

 

Sumber: http://sayangianak.com/wp-content/uploads/2015/08/DampakMarah.jpg

Hal yang paling menakutkan tentang marah adalah bahwa tidak ada batas yang jelas kapan hal itu akan berakhir dan situasi kembali normal. Cobalah lakukan kegiatan rutin Anda sesaat setelah marah, namun tanpa sedikitpun berbicara. Kemudian, sapa ia kembali dan katakan bahwa Anda lelah untuk marah. Mungkin pada awalnya ia tidak terima, namun Anak anda memiliki anugrah yaitu perasaan cinta kepada orang tuanya. Dan tahukah Anda, trik ini banyak yang berhasil diterapkan orang tua.

5. BAYANGKAN ADA ORANG LAIN YANG MENONTON KETIKA ANDA MEMBENTAK ANAK
Pernahkan anda melihat orang tua yang Membentak anaknya di depan umum? Bagaimanakah pemandangan itu menurut Anda? Bagaimana jika Anda adalah orang tua yang Membentak anak Anda di depan banyak orang? Bagaimana perasaan Anda? Ya, pasti jawabannya: Saya sangat malu. Maka dari itu, cobalah untuk tidak melakukannya dengan mengingat hal itu. Karena sebenarnya bukan hanya Anda yang malu, melainkan anak-anak Anda juga.
6. BANTU ANAK ANDA JELASKAN PERASAAN MEREKA
Sebelum emosi Anda memuncak karena anak Anda bertingkah, cari tahulah apa yang menyebabkannya. Salah satu alasan terbesar anak berperilaku demikian hanya karena mereka belum belajar bagaimana cara menunjukkan perasaan mereka dengan cara yang lebih baik. Sebagai orang tua, kita harus mengajarkan anak-anak bagaimana cara mengekspresikan diri dengan memvalidasi perasaan mereka tanpa memvalidasi perilaku mereka. Misalnya, pada saat anak Anda mencoba untuk memukul temannya karena menginjak istana pasirnya di pantai, jangan berteriak “Jangan pukul!” Sebaliknya, berjalanlah ke putri Anda dan jelaskan mengapa memukul itu buruk. Katakanlah, “Ina, Ibu mengerti bahwa kamu marah karena temamu menghancurkan istanamu. Tidak apa-apa jika kamu marah, tetapi beritahu temanmu kalau kamu marah karena istanamu hancur.” Memang hal ini memerlukan usaha yang keras, tapi akan menjadi pengalaman yang sangat berharga.
7. COBALAH CARI MAINAN ANDA UNTUK MENANGANI AMARAH MELALUI BENDA
Beberapa psikolog terkadang memberikan saran untuk menangani amarah melalui benda. Benda-benda tersebut adalah mainan yang bisa menurunkan level stres anda Pilihlah benda seperti bola yang diremas, bentuk-bentuk geometris, atau buku mewarnai untuk  orang dewasa yang saat ini banyak beredar. Ya, cobalah cari satu yang merupakan gaya Anda dan bisa membuat anda tenang dan fokus pada masalah.
8. ALIH-ALIH MARAH PADA ANAK, COBALAH UNTUK MENGAJAKNYA BERMAIN ATAU BERCANDA
Memang tidak semua orang mudah melakukan hal ini, tapi tentu latihan bisa membuat seseorang mahir menggunakannya. Ketika Anda berhasil melakukannya, Anda akan terkagum-kagum dengan hasilnya yang cukup mengagumkan. Alih-alih marah pada anak, cobalah untuk mengajaknya bermain atau bercanda.
9. COBALAH MENJAUH SEBENTAR DARI MASALAH DAN DEKATKAN DIRI DENGAN TUHAN
Sebagai orang yang beragama, Anda memiliki cara sendiri untuk melakukannya. Cobalah menjauh sebentar dari masalah dan dekatkan diri dengan Tuhan. Mintalah pertolongan untuk menyelesaikan hal ini. Dengan melakukannya, bisa jadi Anda akan mendapatkan waktu pribadi untuk menenangkan hati dan mendapatkan kedamaian diri pada satu waktu.
⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻
Madrasah yang paling utama dari anak-anaknya adalah Ibu. Dan lingkungan yang paling erpengaruh adalah keluarga.

"The sign of great parenting is not the child's behavior. The sign of truly great parenting is the parent's behavior". -Andy Smithson

Semoga kita menjadi Ibu yang berhasil mencetak generasi-generasi Islami cemerlang. Pupuk selalu dalam diri kita untuk selalu belajar dan lebih memahami tentang diri anak-anak. Anak bagaikan selembar kertas kosong, yang kita isi dengan tulisan-tulisan yang nantinya akan kita baca menjadi sebuah cerita. Menarik atau tidaknya, itu tergntung pada orang tua yang mencoretkan tinta.

Salam Bunda super 




Komunikasi Orang Tua dengan Anak

💗 Tips Berkomunikasi Dengan Anak 💗 "Hallo mas Luqman", sapaku saat dia bangun tidur pagi. Saat dia mencariku di dapur ...