Tiap anak diciptakan oleh Allah SWT dengan karakter dan pembawaan yang berbeda-beda. Seperti halnya kedua anakku. Walaupun sama-sama laki-laki tapi memiliki sifat yang berbeda. Bunda disini tidak bermaksud membandingkan mas dengan adik. Tapi Bunda mencoba untuk menyelami diri kalian sebagai insan yang unique.
Mas Luqman (anak pertama) dengan pembawaan yang kalem, wajah bersahabat, menyenangkan, dan lebih mandiri.. tidak memerlukan energi ekstra dalam soal pengasuhan. Tanpa nada tinggi, tanpa pengulangan perintah, dan cukup dengan face to face dia mengerti apa yang sedang kami bahas.
Sedangkan adik Aushaf, usianya yang lebih muda. Sejak sudah bisa jalan, kelakuan yang diperlihatkan menggemaskan orang sekitarnya. Bagaimana tidak? Baru bisa jongkok, dia sudah ikut-ikutan kakaknya yang kala itu sedang uji coba 'toilet training' bersama Bunda. Bagaimana saya tidak menjerit dan respon kilat yaitu dengan mengucapkan kata "Jangan" dengan menarik lengan imutnya. Saat saya masak pagi, begitu Aushaf bangun tidur dengan alarm tangisannya dia berjalan ke arah dapur dan memeluk kaki saya. Sejenak saya rasakan "how needed i am for you, child".. Heeeem, tangan usilnya tiba-tiba .. ceklek. "Oh tidak", lagi-lagi saya melengkingan teriakan. Aushaf mainan tombol on/off kompor. Apabila adik diingatkan, respon yang ada malah dicuekin. Saya mencoba terapkan metode si kakak. Gak mempan. Akhirnya saya menemukan tindakan yang pas dengan karakter adik, yaitu lisan dan action. Tidak sekedar dengan kata "Jangan" tapi juga tangannya saya jauhkan dari tombol kompor.
Source: https://id.pinterest.com/pin/393642823662851960/ |
Saya tahu tindakan saya kepada Aushaf memang berlebihan. Tidak seharusnya demikian terhadap anak yang masih dikategorikan bayi. Saya membenahi diri dengan membaca artikel-artikel mengenai "bentakan orang tua, perilaku kasar terhadap anak" dan saya menemukan artikel yang pas, yang mampu menjawab permasalahan serta menghindarkan diri dari amarah yang disebabkan oleh anak yaitu Menjadi Orang Tua Tegas, Tidak Harus dengan Membentak. Ini 9 Solusi Agar Tidak Membentak Anak
Berikut penjelasannya >>
Bagaimanakah caranya?
Sumber: http://sayangianak.com/wp-content/uploads/2015/09/berteriakpadaanak.png
|
Berikut penjelasannya >>
Ada saat-saat pengasuhan dimana kita merasa marah
karena tingkah laku atau kejadian yang diakibatkan oleh anak-anak. Bisa jadi,
saat itu adalah detik-detik terakhir kita seharusnya berangkat atau detik-detik
kita merasakan lelah yang tidak tertahankan. Ketika amarah kita memuncak,
terkadang kita menjadi tidak sadar telah meninggikan suara dan akhirnya
membentak anak kita.
Padahal sebenarnya, Jika memang ingin menjadi orang
tua tegas, tidak harus dengan marah-marah dan membentak. Tegas bisa dilakukan
dengan mengingatkan tanpa harus marah. Tetap menahan diri untuk tetap tenang
itu mudah, asal kita mau memulainya.
Bagaimanakah caranya?
1. UBAH CARA PANDANG
ANDA DAN COBALAH UNTUK MELIHAT SIAPA DIA SEUTUHNYA
Jika anak Anda masih kecil, cobalah untuk melihat siapa dia seutuhnya. Ia
adalah manusia kecil yang sedang melatih kemampuannya untuk bergerak dan
mengeksplorasi dengan rasa ingin tahu yang besar akan dunia menarik di
sekitarnya. Ingat bahwa manusia kecil ini belum memahami bahwa tindakannya bisa
mempengaruhi orang lain. Ia juga belum mampu mengembangkan kemampuan untuk
mengendalikan diri sehingga akan bertindak seperti apa yang dia inginkan. Dia
juga belum memahami konsep waktu, jadi belum mengenal arti kata sabar.
Jika Anda memiliki anak yang beranjak remaja, cobalah untuk melihat
mengapa mereka dapat berperilaku seperti itu. Mungkin mereka telah belajar
bahwa melakukan hal yang menyebalkan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan
apa yang mereka inginkan? Pastikan anak Anda mendapatkan perhatian untuk semua
perilaku positif yang ia tunjukan.
2. MENJAUH SEBENTAR DARI MASALAH,
SITUASI AKAN JAUH LEBIH BAIK KARENA MASALAH DAPAT DIATASI TANPA TERIAKAN
ANDA
Cobalah bekerja sama dengan pasangan untuk mengambil alih posisi Anda.
Saat itu, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk keluar ruangan selama beberapa
menit. Dengan melakukan hal itu, situasi akan jauh lebih baik karena
masalah dapat diatasi tanpa teriakan Anda. Lakukan hal yang sama ketika
pasangan Anda membutuhkannya.
3. JANGAN
TAKUT MENGATAKAN APA YANG ANDA RASAKAN. BERITAHU MEREKA BAHWA ANDA MARAH
Jangan takut mengatakan apa yang Anda rasakan, seperti “Ibu benar-benar
marah sekarang, Nak.” Kadang-kadang, hal ini dapat menghentikan perilaku yang
tidak Anda sukai. Pad
Pernahkan anda melihat orang tua yang Membentak anaknya di depan umum? Bagaimanakah
pemandangan itu menurut Anda? Bagaimana jika Anda adalah orang tua yang
Membentak anak Anda di depan banyak orang? Bagaimana perasaan Anda? Ya, pasti
jawabannya: Saya sangat malu. Maka dari itu, cobalah untuk tidak melakukannya
dengan mengingat hal itu. Karena sebenarnya bukan hanya Anda yang malu,
melainkan anak-anak Anda juga.
Sumber: http://sayangianak.com/wp-content/uploads/2015/08/DampakMarah.jpg
|
Hal yang paling
menakutkan tentang marah adalah bahwa tidak ada batas yang jelas kapan hal itu
akan berakhir dan situasi kembali normal. Cobalah lakukan kegiatan rutin Anda
sesaat setelah marah, namun tanpa sedikitpun berbicara. Kemudian, sapa ia
kembali dan katakan bahwa Anda lelah untuk marah. Mungkin pada awalnya ia tidak
terima, namun Anak anda memiliki anugrah yaitu perasaan cinta kepada orang
tuanya. Dan tahukah Anda, trik ini banyak yang berhasil diterapkan orang tua.
5. BAYANGKAN ADA ORANG LAIN YANG MENONTON KETIKA ANDA MEMBENTAK ANAK
Pernahkan anda melihat orang tua yang Membentak anaknya di depan umum? Bagaimanakah pemandangan itu menurut Anda? Bagaimana jika Anda adalah orang tua yang Membentak anak Anda di depan banyak orang? Bagaimana perasaan Anda? Ya, pasti jawabannya: Saya sangat malu. Maka dari itu, cobalah untuk tidak melakukannya dengan mengingat hal itu. Karena sebenarnya bukan hanya Anda yang malu, melainkan anak-anak Anda juga.
6. BANTU ANAK
ANDA JELASKAN PERASAAN MEREKA
Sebelum emosi Anda memuncak karena anak Anda bertingkah, cari tahulah apa
yang menyebabkannya. Salah satu alasan terbesar anak berperilaku demikian hanya
karena mereka belum belajar bagaimana cara menunjukkan perasaan mereka dengan
cara yang lebih baik. Sebagai orang tua, kita harus mengajarkan anak-anak
bagaimana cara mengekspresikan diri dengan memvalidasi perasaan mereka tanpa
memvalidasi perilaku mereka. Misalnya, pada saat anak Anda mencoba untuk
memukul temannya karena menginjak istana pasirnya di pantai, jangan berteriak
“Jangan pukul!” Sebaliknya, berjalanlah ke putri Anda dan jelaskan mengapa
memukul itu buruk. Katakanlah, “Ina, Ibu mengerti bahwa kamu marah karena
temamu menghancurkan istanamu. Tidak apa-apa jika kamu marah, tetapi beritahu
temanmu kalau kamu marah karena istanamu hancur.” Memang hal ini memerlukan
usaha yang keras, tapi akan menjadi pengalaman yang sangat berharga.
7. COBALAH
CARI MAINAN ANDA UNTUK MENANGANI AMARAH MELALUI BENDA
Beberapa psikolog terkadang memberikan saran untuk menangani amarah
melalui benda. Benda-benda tersebut adalah mainan yang bisa menurunkan level
stres anda Pilihlah benda seperti bola yang diremas, bentuk-bentuk geometris,
atau buku mewarnai untuk orang dewasa yang saat ini banyak beredar. Ya,
cobalah cari satu yang merupakan gaya Anda dan bisa membuat anda tenang dan
fokus pada masalah.
8. ALIH-ALIH MARAH PADA ANAK, COBALAH
UNTUK MENGAJAKNYA BERMAIN ATAU BERCANDA
Memang tidak semua orang mudah melakukan hal ini, tapi tentu latihan bisa
membuat seseorang mahir menggunakannya. Ketika Anda berhasil melakukannya, Anda
akan terkagum-kagum dengan hasilnya yang cukup mengagumkan. Alih-alih marah
pada anak, cobalah untuk mengajaknya bermain atau bercanda.
9. COBALAH
MENJAUH SEBENTAR DARI MASALAH DAN DEKATKAN DIRI DENGAN TUHAN
Sebagai orang yang beragama, Anda memiliki cara sendiri untuk
melakukannya. Cobalah menjauh sebentar dari masalah dan dekatkan diri dengan
Tuhan. Mintalah pertolongan untuk menyelesaikan hal ini. Dengan melakukannya,
bisa jadi Anda akan mendapatkan waktu pribadi untuk menenangkan hati dan
mendapatkan kedamaian diri pada satu waktu.
⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻⁻
Madrasah yang paling utama dari
anak-anaknya adalah Ibu. Dan lingkungan yang paling erpengaruh adalah keluarga.
"The sign of great parenting
is not the child's behavior. The sign of truly great parenting is the parent's
behavior". -Andy Smithson
Semoga kita menjadi
Ibu yang berhasil mencetak generasi-generasi Islami cemerlang. Pupuk selalu
dalam diri kita untuk selalu belajar dan lebih memahami tentang diri anak-anak.
Anak bagaikan selembar kertas kosong, yang kita isi dengan tulisan-tulisan yang
nantinya akan kita baca menjadi sebuah cerita. Menarik atau tidaknya, itu
tergntung pada orang tua yang mencoretkan tinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar